Andai
kuterlahir berpenis, maka kebebasan senantiasa mengisi hari-hari yang padat.
Tak perlu takut pada malam, apalagi pada sasus mereka yang mengadili. Pantang
dengan ocehan mama yang mengungkung. Aku hendak bebas mengarungi hidup, tanpa
belenggu, tanpa pasung! Aku tak meminta lebih, tak menuntut waris dan harta.
Pelecehan
kerap kualami karena bajuku tak begitu sopan menurut mereka. Sering pula aku
dikerasi karena menentang, memberontak pada didikan kolot mereka. Aku hanya perempuan,
yang dipaksakan mengikut pada perintah, walau batin tetap menyiksa. Aku adalah
perempuan, yang meratapi nasib terpasung dalam lembaga keluarga, agama bahkan
negara.
Woi….
!!! Siapa yang hendak mendengar tangis dan ratapku? Tangis perempuan yang dipingit
untuk kemudian dijual. Ratap perempuan 25 tahun yang terus diawasi dengan
aturan sosial. Aku tak mau diemong,
dimanja. Aku hanya butuh bebas. Karena ini hidupku.
Pergi
kalian pengungkung! Jika tidak, maka aku yang akan pergi. Hatiku senantiasa
berteriak, dengarlah! Aku bukan belia, yang patut awas! Aku manusia dewasa yang
ingin bebas! Manusia dewasa! Pergi, pergi dan jangan kembali! Karena aku butuh
bebas!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar