Dulu
Orang Belanda menyebutnya sebagai "the three golden from the east"
(tiga emas dari timur) yakni Ternate, Banda dan Ambon. Itulah BETA.
Hasil
rempah-rempah seperti pala, fuli dan cengkeh menjadikannya pintu masuk
kolonialisme Eropa di Nusantara. Sekaligus mengantarkan negeri tersohor
dan terpenting kala itu sebagai sumber bahan mentah untuk memenuhi
permintaan pasar Eropa, terutama untuk industri farmasi yang sedang maju
pesat.
Lebih dulu lagi, BETA sudah amat popular di dunia.
Dalam catatan tablet tanah liat yang ditemukan di Persia, Mesopotamia
dan Mesir menyebutkan adanya negeri dari timur yang sangat kaya,
merupakan tanah surga dengan hasil alam berupa cengkeh, emas dan
mutiara. Itulah BETA.
Sekarang BETA, Jazirah al-Mulk, tidak saja ditahu sebagai Ternate, Ambon atau Banda.
Tapi BETA sudah dikenal lebih sebagai Halmahera, Seram, Buru, Lease, Sula, Bacan, Obi, Morotai, Aru.
BETA, 'Moluccas atau Molukken' dimata dunia, tidak lagi dikenal sebagai 'Kepulauan Rempah-Rempah'.
Melainkan Kepulauan Keruk dan Kebun.
Ada Gee, pulau dulu nenek moyang mencari ikan dan menanam ubi...
Oh... Kini tandus tanpa tumbuh rumput apalagi pohon.
"Iya
nak, di situ tangan eksavator ANTAM mencabut ganas hutan demi mengeruk
isi perut bumi yang penuh dengan nikel. TIDAK! tidak hanya hutan. BUKAN!
bukan hanya nikel yang diambil, tanah moyang BETA pun ikut dikeruk dan
dibawa pergi bersama dengan nikel yang tak pernah tampak oleh BETA
seperti apa bentuknya," cecar panjang sang tuah kampong.
Ada
Aru, jeritan warga menolak tergusur pembangunan, kebun lokal yang
dipaksa-gantikan dengan perkebunan tebu dan sawit skala besar.
"BETA butuh tanah untuk makan. Bukan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan energi global,"
Ada
Kao-Malifut, anak-anak kecil penderita benjolan akibat kerap bermain di
sepanjang sungai Tabobo dan Kobok. Di sana lubang besar tambang emas
NHM bertengker. Dimana penis tailingnya kerap mengencingi aliran kedua
sungai.
Di sini BETA liat Rahmi, balita usia delapan bulan
mengalami pendarahan hebat di kepala akibat benjolan yang
diidentifikasi mengandung merkuri (hg) itu pecah. Di sini pula, Rusli
Tungkapi ditembak mati pada Januari 2004 oleh Serdadu Negara, demi
menjaga area keruk saham Newcrest Singapore Holdings Pty. Ltd-Australia tersebut.
Ada Gane, Wasilei, Taliabu dan Patani, kelapa 'dotu-dotu' dipaksa-gusur oleh kelapa sawit.
"BETA mengepulkan asap dapur dengan kayu bakar, lalu kenapa BETA harus serahkan tanah untuk memenuhi permintaan pasar agrofoel/biodiesel Eropa?"
Ada Payo, Bobo, Saria harus bersiap terserabut dari akar budayanya.
Bukan
lagi petani, tapi ajakan 'mari menjual tanah, lalu sekolahkan anakmu
agar kelak mareka siap menjadi tenaga kerja (buruh) di PLTU ini'
"BETA jual tanah karena dunia memaksa. BETA dipaksa bertanggung-jawab atas Global Warming dan krisis energi fosil yang terjadi saat ini,"
Masih ada Bacan yang teriak 'yakis-yakis' beriringan dengan jerit perih warga Sula, Obi, Seram, Lease, Buru dan lainnya,
yang suara mereka kalah kencang dengan raung boulduzer tambang-tambang ekstraksi.
Lalu mari kembali melihat, tanah dan laut BETA diperjual-belikan.
Kemarin ada SALE besar-besaran bagi yang berminat shoping pulau dengan investasi. Mereka bertamu dalam balutan SAIL Indonesia di Banda dan Morotai.
Menunya beragam.
MENU UTAMA
Tambang: nikel, emas, mangan, bauksit, tembaga, uranium dll.
Perkebunan: sawit, tebu dll.
Minapolitan: kerapu, cakalang, lobster, mutiara, tuna dll.
Pulau: 2.892 pulau yang tersebar di Provinsi Maluku 1.422 pulau dan 1.474 pulau di Maluku Utara
(catatan: terdapat 1.179 pulau yang tidak mempunyai nama dan banyak sekali pulau yang tidak dihuni)
MENU PILIHAN
Pariwisata: Banda, Morotai, Kayoa dll.
Pasar: Ternate, Ambon, Tobelo, Masohi dll.
Belum cukup mama e... tanah BETA masih akan dijual lagi.
Masih
ada MP3EI, sebuah proyek pembangunan infrastruktur besar-besaran untuk
kepentingan akses keluar-masuk barang dan jasa kapital.
Terpaku dan sedikit terpukau,
Betapa ngeri...
Membayangkan negeri para pelaut ini akan tinggal bangunan sejarah yang tak lagi kokoh.
Karena mereka (kekuasaan) terlampau pongah pada kuasanya;
Karena mereka (modal) teramat rakus pada bumi;
dan (ada sebagian) kita terlalu haus pada kemajuan dan modernitas.
Mari hilangkan bagian-bagian.
Menyatulah dalam BETA.
Agar kuat menghadang laju arus pembangunan dan globalisasi yang memaksa ini.
Karena negara sekalipun tak pernah berhak atas tanah dan laut BETA.
Tanah dimana 'dodomi' BETA tertanam. Laut dimana 'dotu' BETA terkubur bersama badai timur.
Karena "orang punya orang punya, torang punya torang punya,"
Inilah BETA.